Kota kuno Yerussalem, telah ada sejak 50 abad yang silam. Pada tahun 2000 SM, Yerussalem “ditemukan” oleh Canaaties, dan sejak itu Yerussalem menjadi ajang perebutan bangsa-bangsa penakluk. Lalu apa yang menjadi daya tarik ?
Yerussalem tiada hentinya membuat decak kagum setiap pendatang, dengan bangunan-bangunan kuno karya tokoh-tokoh besar, antara lain, Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, Nabi Muhammad, Richard si Hati Singa, Sultan Saladin dan lain sebagainya. Kalau kita berziarah ke kota ini, belum reda kekaguman kita pada bangunan-bangunan kuno tersebut, pendengaran kita segera dibuai oleh dentang lonceng gereja dan lembutnya suara azan yang mengumandang dari keheningan kota.
Yerussalem kemudian menjadi sebuah panggung pementasan dan inspirasi seni. Dari sini lahirlah karya-karya seni masterpiece, seperti lukisan-lukisan dinding karya Giotto di Padua dan Arisi, Perjamuan Terakhirnya Leoanardo Da Vinci, mosaik-mosaik karya Monreale, karya-karya arsitektur Islam, desain rumah orang-orang Israel, dan sebagainya.
Yerussalem, yang semulanya bernama Ierushalim, berarti “kota yang damai” (Arab: Darussalam), bukanlah sebuah kota metropolitan, akan tetapi merupakan kota kosmopolitan. Di dalamnya tersimpan bangunan-bangunan penting dari agama-agama keturunan Ibrahim, antara lain, Masjidil-Aqsha, Masjid Umar, Via Dolorosa, Sinagog, gereja-gereja dan “Dinding Ratapan”.
Masjid al-Aqsha yang asli, yang mempunyai nilai historis besar bagi agama Islam, konon sudah dihancurkan oleh tentara Romawi. Sedang bangunan yang ada sekarang adalah karya khalifah Islam yang berkuasa saat itu, Umayyah. Masjid tersebut berbentuk kotak memanjang dari barat ke timur, dengan kubah biru yang indah di atas atapnya.
Menuju ke Masjid al-Aqsha, kita harus melalui gerbang “Dung” yang letaknya tidak jauh dari kompleks masjid. Dari gerbang “Dung” terdapat jalan yang agak menanjak dan berbelok ke kanan, menuju dinding lain yang mengelilingi komplek Masjid al-Aqsha. Agak di bawah di sebelah kiri jalan itulah terdapat “Dinding Ratapan” yang sangat berarti bagi kaum Yahudi.
Di depan masjid al-Aqsha terdapat pancuran untuk mengambil air wudu. Konon, pancuran tersebut adalah tempat wudu Nabi Muhammad ketika hendak melakukan Mi’raj. Di seberang pancuran berdiri sebuah masjid yang tak kalah indahnya dengan masjid al-Aqsha, yakni masjid Umar, yang memiliki kubah berwarna keemasan dan dinding berwarna biru, dengan dihiasi kaligrafi indah luar biasa. Masjid Umar, juga dikenal dengan nama lain Qubbah al Sakhra’ (Kubah batu), atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Dome of the Rock. Dinamai demikian karena kubah tersebut memayungi batu karang yang konon merupakan tempat pijakan sebelum Nabi Muhammad mi’raj ke langit. Masjid bersegi delapan ini dibangun oleh Khalifah Umar.
Masjid al-Aqsha adalah sebuah bangunan kuno yang meskipun terpelihara, tidaklah seterpelihara sinagog atau gereja-gereja yang ada di Yerussalem.
Via Dolorosa merupakan sebuah jalan sempit yang cukup panjang, dan hanya dipakai oleh para pendatang yang ingin mencoba menghayati penderitaan Yesus atau Nabi Isa. Ketika konon hendak menuju tempat penyaliban. Di tepi jalan itu kini didirikan tembok-tembok, dinding gereja dan biara.
Yerussalem kota yang dianggap suci oleh ketiga agama besar dunia, yakni, Islam, Kristen dan Yahudi. Meskipun kemajuan berkembang pesat di seluruh dunia, Yerussalem tetap menjadi kota kuno dengan berbagai bangunan dan peninggalan yang mempunyai nilai historis tinggi.
Oleh Imanuddin Abdullah
Di sadur dari majalah Amanah No.94, 9-22 Februari 1990.
Yerussalem tiada hentinya membuat decak kagum setiap pendatang, dengan bangunan-bangunan kuno karya tokoh-tokoh besar, antara lain, Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, Nabi Muhammad, Richard si Hati Singa, Sultan Saladin dan lain sebagainya. Kalau kita berziarah ke kota ini, belum reda kekaguman kita pada bangunan-bangunan kuno tersebut, pendengaran kita segera dibuai oleh dentang lonceng gereja dan lembutnya suara azan yang mengumandang dari keheningan kota.
Yerussalem kemudian menjadi sebuah panggung pementasan dan inspirasi seni. Dari sini lahirlah karya-karya seni masterpiece, seperti lukisan-lukisan dinding karya Giotto di Padua dan Arisi, Perjamuan Terakhirnya Leoanardo Da Vinci, mosaik-mosaik karya Monreale, karya-karya arsitektur Islam, desain rumah orang-orang Israel, dan sebagainya.
Yerussalem, yang semulanya bernama Ierushalim, berarti “kota yang damai” (Arab: Darussalam), bukanlah sebuah kota metropolitan, akan tetapi merupakan kota kosmopolitan. Di dalamnya tersimpan bangunan-bangunan penting dari agama-agama keturunan Ibrahim, antara lain, Masjidil-Aqsha, Masjid Umar, Via Dolorosa, Sinagog, gereja-gereja dan “Dinding Ratapan”.
Masjid al-Aqsha yang asli, yang mempunyai nilai historis besar bagi agama Islam, konon sudah dihancurkan oleh tentara Romawi. Sedang bangunan yang ada sekarang adalah karya khalifah Islam yang berkuasa saat itu, Umayyah. Masjid tersebut berbentuk kotak memanjang dari barat ke timur, dengan kubah biru yang indah di atas atapnya.
Menuju ke Masjid al-Aqsha, kita harus melalui gerbang “Dung” yang letaknya tidak jauh dari kompleks masjid. Dari gerbang “Dung” terdapat jalan yang agak menanjak dan berbelok ke kanan, menuju dinding lain yang mengelilingi komplek Masjid al-Aqsha. Agak di bawah di sebelah kiri jalan itulah terdapat “Dinding Ratapan” yang sangat berarti bagi kaum Yahudi.
Di depan masjid al-Aqsha terdapat pancuran untuk mengambil air wudu. Konon, pancuran tersebut adalah tempat wudu Nabi Muhammad ketika hendak melakukan Mi’raj. Di seberang pancuran berdiri sebuah masjid yang tak kalah indahnya dengan masjid al-Aqsha, yakni masjid Umar, yang memiliki kubah berwarna keemasan dan dinding berwarna biru, dengan dihiasi kaligrafi indah luar biasa. Masjid Umar, juga dikenal dengan nama lain Qubbah al Sakhra’ (Kubah batu), atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Dome of the Rock. Dinamai demikian karena kubah tersebut memayungi batu karang yang konon merupakan tempat pijakan sebelum Nabi Muhammad mi’raj ke langit. Masjid bersegi delapan ini dibangun oleh Khalifah Umar.
Masjid al-Aqsha adalah sebuah bangunan kuno yang meskipun terpelihara, tidaklah seterpelihara sinagog atau gereja-gereja yang ada di Yerussalem.
Via Dolorosa merupakan sebuah jalan sempit yang cukup panjang, dan hanya dipakai oleh para pendatang yang ingin mencoba menghayati penderitaan Yesus atau Nabi Isa. Ketika konon hendak menuju tempat penyaliban. Di tepi jalan itu kini didirikan tembok-tembok, dinding gereja dan biara.
Yerussalem kota yang dianggap suci oleh ketiga agama besar dunia, yakni, Islam, Kristen dan Yahudi. Meskipun kemajuan berkembang pesat di seluruh dunia, Yerussalem tetap menjadi kota kuno dengan berbagai bangunan dan peninggalan yang mempunyai nilai historis tinggi.
Oleh Imanuddin Abdullah
Di sadur dari majalah Amanah No.94, 9-22 Februari 1990.
Pintu masuk ke Yerusalem. Penjagaan super ketat & serem.(Januari 2000)JPG
Masuk area Yerusalem.JPG
Bethlehem,tangga menuju tempat kelahiran nabi Isa AS.JPG
Gereja ke-1 : Gua dibawahnya tempat Nabi Isa AS dilahirkan.JPG
Dibawah ini tempat Nabi Isa dilahirkan.JPG
Palungan tempat nabi ISA AS dilahirkan.JPG
Gereja ke-2 : Tempat ibadah Yahudi.JPG
Tempat ibadah ke-3 : Mesjid bagi kaum Muslim
Jerusalem from mt olives[1].jpg
kubah emas.jpg
Didepan Dome of Rock.JPG
pintu masuk Masjid Aqsa.JPG
maaf, perempuan dilarang masuk mesjid.JPG
Tempat bekas telapak kaki & tongkat Nabi Isa AS saat naik ke surga.JPG
1 Comment
menuju kota tertua di dunia.JPG
Jerico, kota tertua di dunia.JPG
Yerusalem dari beranda hotel.JPG
Perbatasan Yerusalem - Yordania.JPG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar