Promotion

.

PRADAH INFO MEDIA MANAGEMENT

Klik Salah Satu poin link iklan di bawah ini, lalu close
Terima kasih atas kunjungan anda di Web blogg kami. [http//:lodoyoblogz.blogspot.com]

Rabu, 07 Juli 2010

Paribahasa sastra etnik jawa

Relevansi filsafat etnik Jawa dengan masyarakat modern.

Saat ini kebudayaan Jawa, terutama Filsafat Jawa hampir hilang dari kehidupan masyarakat. Kehidupan kita yang cenderung “western” telah mengabaikan filsafat- filsafat Jawa tersebut. Padahal dalam filsafat-filsafat tersebut mengandung ajaran adiluhung dan keluhuran yang sangat berguna bagi kehidupan masyarakat modern.Filsafat Jawa pada dasarnya bersifat universal, Jadi filsafat Jawa bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat Jawa saja, tetapi juga bagi siapapun yang ingin mempelajarinya baik lokal maupun internasional.
Beberapa filsafat jawa itu di antaranya :
- Memayu hayuning : melindungi/menciptakan kedamaian bagi kehidupan
- Sukeng tyas yen den hita : suka/bersedia menerima nasihat, kritik, saran & teguran.
- Jer basuki mawa beya :keberhasilan seseorang diperoleh dengan pengorbanan.
- Ajining dhiri dumunung ing kedhaling lathi : nilai diri seseorang terletak pada ucapannya.
- Ajining sarira dumunung ing busana : nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya.
- Amemangun karyenak tyasing sesama : membuat enaknya/menjaga perasaan orang lain.
- Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pasthi : Gejolak jiwa tidak bisa merubah kepastian.
- Budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise Kang Kuwasa : Budi daya manusia tidak bisa mengatasi takdir Yang Maha Kuasa.
- Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti : kemarahan dan kebencian akan terhapus/hilang oleh sikap lemah lembut.
- Tan ngendhak gunaning janma : tidak merendahkan kepandaian dan harga diri manusia.

Masih banyak filsafat-filsafat jawa yang lain. Satu hal yang harus diingat, mempelajari kebudayaan suatu daerah atau suku bukan berarti kita menjadi "rasis, sukuis atau fanatik kedaerahan", namun itu semua adalah sebagai wujud pertanggung jawaban kita terhadap keberadaan warisan budaya peninggalan nenek moyang bangsa kita. Dan juga melestarikan kebudayan daerah bukan hanya menjadi tanggung jawab warga daerah tersebut. Tetapi juga menjadi tanggung jawab kita semua rakyat Indonesia. (ingat semboyan bangsa kita “Bhineka Tunggal Ika”..)
Bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang mampu hidup di alam modern, tetapi juga bangsa yang mampu menyesuakan hidup di alam modern tanpa harus meninggalkan ajaran dan nilai tradisi kebudayaan bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar