Promotion

.

PRADAH INFO MEDIA MANAGEMENT

Klik Salah Satu poin link iklan di bawah ini, lalu close
Terima kasih atas kunjungan anda di Web blogg kami. [http//:lodoyoblogz.blogspot.com]

Selasa, 06 Juli 2010

Mbambong....ngubengi negoro Londo (1)

Alat transportasi yang aman, nyaman dan tepat waktu.

Sarana tranportasi publik yang utama di Belanda adalah kereta. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa, seperti Italy, Jerman atau Spanyol pelayanan kereta di Belanda termasuk yang terbaik. Gerbongnya bersih, selain itu jadwal datang dan berangkatnya tepat waktu. Terlambat 1 menit saja kita tidak bakalan bisa masuk ke gerbong karena pintu akan tertutup secara otomatis. Tapi jangan khawatir, kita masih bisa naik kereta berikutnya dengan waktu yang tidak terpaut jauh. Selain itu keamananya sangat terjaga, selama pengalaman saya di sini belum pernah saya temui ada pencopetan di atas kereta. Saya bahkan sering berkeliling ke semua kota di Belanda hanya berdua dengan sesama teman wanita sampai malam hari. Tapi sejauh ini belum pernah mengalami kejadian yang luar biasa. Mungkin terasa aneh jika dibandingkan dengan keamanan sarana transportasi publik di Indonesia.Memang ongkos kereta di Belanda termasuk paling mahal dibanding di negara Eropa lain. Tapi mereka juga menyediakan solusinya dengan menjual kartu diskon 40 % dan tiket-tiket murah yang dijual pada saat-saat tertentu. Dengan membuat kartu diskon seharga 55 euro kita bisa membeli tiket 40% lebih murah setiap kali akan bepergian.Tiket murah lebih menarik lagi, cukup dengan hanya 1 tiket murah kita bisa bepergian kemanapun ke seluruh penjuru Belanda asal masih dalam rentang waktu 1 hari. Dan bepergian ke beberapa kota sekaligus di Belanda dalam satu hari bukanlah hal yang mustahil, karena disamping wilayah Belanda tidak terlampau luas, jadwal kereta yang teratur juga memungkinkan rencana perjalanan dapat diprediksi secara tepat. Jadwal keberangkatan dan kedatangan, harga tiket, dan platform kereta, dapat diakses dengan mudah di website khusus perkeretaapian. Mahalnya tiket kereta ternyata juga dibarengi dengan istimewanya pelayanan terhadap penumpang seperti kejadian tak terduga yang pernah kami alami berikut:Suatu ketika sepulang dari Perancis, saya harus naik kereta terakhir malam hari dari NijmegenGroningen. Rute Belanda – Perancis memang saya pilih dari Nijmegen, karena disana ada bis wisata yang melayani rute Nijmegen-Paris pp lengkap dengan hotel dan sightseeingnya. Ternyata track kereta yang kami naiki mengalami kerusakan. Kereta diprediksi akan terlambat sampai di Zwolle, tempat transit terakhir sebelum pulang ke Groningen. Seharusnya kereta yang kami tumpangi dari NijmegenZwolle. Solusi yang diberikan adalah menaikkan penumpang dengan taxi argo besar lumayan mewah berisi delapan penumpang dari Zwolle-Groningen yang berjarak 104 km. Solusi yang menyenangkan juga menenangkan.....Selain kereta, sarana tranportasi publik yang lain adalah bis kota. Efisien, bersih dan tepat waktu, itulah kesan utama saya tentang bis kota di Belanda. Ada beberapa cerita menarik yang membuat saya memberi julukan bis kota di Groningen sebagai bis yang ’tak pernah ingkar janji’.Suatu hari saya harus menjemput salah seorang teman yg baru datang dari bandara Schippol di Central Station Groningen, stasiun kereta yang ada di tengah kota. Waktu menunjukkan pukul 11 lewat 5 menit. Saya berjalan dengan terburu-buru untuk mencegat bis. Dalam 1 jam bis biasanya lewat sebanyak 2 kali di halte depan housing saya yaitu pada menit ke 11 dan menit ke 41. Jadwal kedatangan bis itu ditempelkan di setiap halte. Masalahnya saat itu kami masih ragu apakah bis akan lewat karena hari itu adalah hari libur ulang tahun kota Groningen. Tepat jam 11 lewat 10 menit tiba-tiba dari arah ujung kiri jalan datanglah bis yang dimaksud. Saya takjub dengan ketepatan waktu datangnya bis itu, jam 11 lewat 11 menit tepat, bukan main..!! Saya menyebutnya sebagai ”bis kota yang tak pernah ingkar janji”.Kejadian lain adalah ketika saya dan teman-teman harus pulang malam setelah pertemuan dengan pihak KBRI yang datang khusus dari Den Haag. Sepeda sengaja diparkir di Centrum karena lokasi tempat pertemuan lumayan jauh, selain itu suhu ketika itu sangat dingin. Dari Zernikke (lokasi dimana pertemuan berlangsung) ke Centrum tempat kami memarkir sepeda ditempuh dengan bis kota. Jam 10 malam lewat acara baru selesai, menurut jadwal bis akan lewat jam 10 lewat 55. Beberapa orang dari kami bertaruh bahwa karena sudah malam bis tidak akan datang tepat waktu. Kebetulan saat itu winter dimana jam 5 sore matahari sudah terbenam, sehingga jam 10 malam sudah terasa seperti tengah malam. Ternyata kami salah besar. Jam 10 lewat 53 bis panjang itu sudah kelihatan dari jauh, dan pada jam 10 lewat 55 bis itu tepat berhenti di hadapan kami. Unbelieveble, susah dipercaya bis itu benar-benar datang tepat waktu! Benar-benar tidak habis pikir saya, bagaimana mungkin supir bis bisa dengan tepat waktu datang di setiap halte tanpa perlu ngetem lama-lama. Betul-betul sistem yang sangat rapih, dilengkapi dengan supir bis yg ramah dan bis yang bersih, perfect..!Untuk naik bis atau trem (semacam bis tapi berjalan di atas rel khusus) selain dengan membeli tiket langsung pada pak/bu supir, bisa juga dilakukan dengan membeli strippen kaart, semacam kartu dengan beberapa petak-petak kecil yang bisa distempel oleh supir bis atau harus kita masukkan sendiri ke alat pembaca tiket yang ada di dalam bis untuk ’diceklok’ setiap kali naik bis. Berapa jumlah petak yang harus ’diceklok’ tergantung berapa jauh zona perjalanan kita. Kadang-kadang ada penumpang nakal yang sengaja tidak menceklok kartunya, jika tertangkap denda besar akan menanti mereka setelah turun dari bis. Di kota-kota besar seperti Den Haag, di halte-halte tertentu akan ada petugas yang secara khusus memeriksa strippen kaart segera setelah kita turun dari trem. Di kota kecil seperti Groningen, karena jarak antar area tidak terlampau jauh dan penumpang juga tidak terlampau banyak, maka pemeriksaan itu jarang dilakukan. Biasanya penceklokan dilakukan oleh supir bis pada saat pertama kali penumpang masuk Sistem layanan publik yang ramah, cepat dan efisienTentang sistem pelayanan publik dan sistem birokrasi, saya punya kesan tersendiri yang sangat menarik. Beberapa hari setelah datang di Belanda, yang saya dan teman-teman lakukan pertama adalah membuat verblijfs alias KTP. Pembuatan dokumen-dokumen yang berurusan dengan KTP dll dilakukan di kantor Gementee yang barangkali setara dengan PEMKO kalau di Indonesia. Karena saya tinggal di kota Groningen yang merupakan salah satu gementee/municipality (kotamadya) dari Provisi Groningen (kebetulan nama provinsi dan kotamadyanya sma-sama Groningen) maka pembuatan verblifjs dilakukan di kantor Gementee Groningen. Sebagai international student, apply pengurusan izin tinggal (residence permit) kami dibantu oleh pihak universitas. Setelah menerima pemberitahuan lewat email bahwa permohonan apply kami sudah diterima, selanjutnya kami sendirilah yang harus datang ke kantor gementee sambil membawa passport, akte kelahiran, surat datang setengah jam lebih awal, kemudian dilanjutkan dengan naik kereta Zwollee-Groningen di spoor (platform) yang berbeda . Tetapi yang terjadi adalah kereta terakhir telah berangkat setengah jam sebelum kami datang dan tak ada kereta lagi yang akan membawa kami dari Zwolle-Groningen. Sebelum kami sempat sadar dengan apa yang telah dan akan terjadi kemudian complain, petugas kereta sudah mendata tujuan kami masing-masing, gerbong demi gerbong beberapa menit sebelum sampai di kontrak rumah dan surat2 lainnya. Istimewanya, untuk datang berurusan kita harus membuat appointmen terlebih dahulu, pada hari apa dan jam berapa kita akan datang, tidak bisa sembarangan. Setelah disepakati waktu pengurusannya selanjutnya kita harus datang pada hari dan jam tersebut.Yang menarik adalah pengurusan verblijfs di kantor Gementee berlangsung singkat. Setelah mengambil nomor antrian di resepsionis kita tunggu beberapa saat hingga nomor antrian kita muncul di display beserta nomor loket yg harus didatangi. Di kantor gementee Groningen ada lebih kurang 16 loket yg tersedia. Saat itu saya belum tahu berapa lembar fotocopy yang diperlukan. Ketika sampai di depan petugas, barulah saya tahu jika jumlah fotocopy saya kurang dan saya juga baru tahu bahwa sebenarnya saya tidak perlu susah-susah membawa fotocopy-an karena mereka yang membuat semua copynya. Yang menyenangkan adalah semua selesai dalam waktu singkat, dengan senyum si petugas, selanjutnya saya tinggal menunggu pemberitahuan lewat surat yang datang ke rumah kapan verblifjs saya selesai dan dapat diambil di kampus.Cerita menarik lain adalah ketika saya mengurus soffie number, semacam nomor identitas yang diperlukan bagi seseorang yang berniat mencari kerja. Saya memang tertarik untuk mencari pengalaman bekerja, meskipun hanya di restorant, sambil menunggu saat wisuda yang masih 2 bulan lagi. Itu sebabnya saya memerlukan soffie nummer tersebut. Di saat menghadapi liburan summer saya mencoba mengurus surat tersebut ke Town Hall. Saat itu kantor Gementee penuh dengan orang-orang yang sedang berurusan. Saya pikir bakalan lama nih urusannya. Begitu datang saya berbicara sekitar 3 menit dengan resepsionis untuk menyampaikan maksud kedatangan saya, kemudian resepsionis yang ramah itu memberikan nomor antrian. Selanjutnya saya menunggu sekitar 5 menit sampai nomor antrian saya muncul di display. Di depan petugas loket 11 saya menceritakan maksud kedatangan saya sambil menyerahkan pasport dan verblifjs (KTP). Satu menit kemudian surat yang saya maksud sudah selesai, dan dengan ramahnya petugas tersebut berkata, ” Here are your soffie number, good luck” Urusan selesai....Tidak ada kata-kata lain selain hebat, cepat, singkat, dan efisien...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar